Merdeka.com – Startup di sektor Financial technology (Fintech) kini tengah ramai diperbincangkan banyak orang. Terutama bagi pegiat startup.
Menurut Donald Wihardja dari Convergence Ventures, potensi berkembangnya perusahaan fintech di Indonesia cukup besar. Saat ini saja bermunculan cara pembayaran secara digital. Maka tidak menutup kemungkinan potensi fintech peer to peer (P2P) lending atau pembiayaan juga masih besar.
“Jelas potensi fintech masih besar,” katanya kepada awak media di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Jumat (4/5).
Lebih lanjut, dikatakannya, berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan fintech ini sangat cepat. Terbukti dari banyaknya peminjaman yang telah disalurkan oleh fintech P2P lending ini.
Di tahun 2016 lalu, total dari fintech lending telah berhasil menyalurkan pinjaman sebesar Rp 100 miliar. Angka itu terus melejit di tahun 2017.
“Di tahun 2017 itu sudah mencapai angka Rp 3 triliun. Ini total dari seluruh fintech yang terdaftar,” ungkapnya.
Berdasarkan dari situs resmi OJK, tercatat per 25 Januari 2018, sebanyak 32 perusahaan fintech yang telah terdaftar di OJK. Dari 32 perusahaan itu di antaranya seperti Danamas, Danakita, Investree, Modalku, Danacepat, UangTeman, dan lain sebagainya.
Jika melihat jumlah penyaluran pinjaman itu, apakah nantinya sebelum tahun 2019, muncul unicorn baru dari startup fintech?
Donald pun belum bisa memastikannya. Ranah itu masih abu-abu. Hanya saja, kata dia, bisa jadi startup dari fintech yang selanjutnya menjadi unicorn.
“Kalau sekarang kan kebanyakan e-commerce ya, habis ini unicorn mungkin bisa e-commerce lagi atau bisa jadi fintech lending,” terangnya. [ara]
Original article here by Merdeka.