Original article by Elshinta.
Peer to Peer Lending atau P2P Lending merupakan sebuah terobosan baru dalam dunia jasa keuangan yang mempertemukan antara peminjam dan pemberi pinjaman dalam sebuah platform di jaringan internet. P2P Lending memotong banyak rantai birokrasi rumit yang umum ditemukan dalam dunia perbankan konvensional sehingga layanan ini mampu memberikan kecepatan, kemudahan dan pengalaman baru yang lebih menarik dalam berinvestasi atau melakukan pinjaman uang.
Perusahaan P2P Lending muncul pertama kali di Inggris tahun 2005 dengan nama Zopa. Setahun setelahnya, layanan serupa muncul di Amerika Serikat dengan nama Prosper, lalu dengan segera diikuti oleh perusahaan-perusahaan lainnya seperti Lending Club. Demam P2P Lending pun menyebar ke berbagai negara di dunia tak terkecuali di Indonesia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, sampai dengan September 2018 sudah ada 67 perusaaan P2P Lending yang terdaftar di Indonesia. Jumlah tersebut belum termasuk 40 perusahaan lainnya yang sedang dalam proses perizinan serta 38 perusahaan yang berminta mendaftar. Salah satu perusahaan P2P Lending populer di Indonesia adalah KoinWorks yang sudah berdiri sejak tahun 2016 lalu.
Benedicto Haryono, Co-Founder dan CEO KoinWorks mengungkapkan bahwa KoinWorks merupakan layanan P2P Lending sekaligus komunitas investasi yang memberikan nilai tambah untuk semua stakeholdernya. “Kita ingin membuat sebuah komunitas investasi yang memberikan nilai tambah untuk semua stakeholder kita. Stakeholdernya kita siapa saja? Ada berbagai macam. Ada pendananya kita, ada peminjamnya kita, ada patner-patner kita juga,” ujar pria yang akrab disapa Ben tersebut saat ditemui di kantornya.
Alternatif berinvestasi
Dalam sejarahnya, masyarakat di negara barat semakin tertarik dengan konsep P2P Lending karena krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008. Mereka tertarik dengan alternatif investasi lain karena pada saat itu suku bunga bank yang diberikan pada deposan uang semakin mendekati 0%. P2P Lending pun menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menginvestasikan uangnya.
Di Indonesia kehadiran layanan financial technology berbasis P2P Lending seperti KoinWorks turut mendorong minat masyarakat Indonesia dalam berinvestasi yang cenderung masih lemah. Pendekatan teknologi yang diberikan membuat masyarakat dapat mengakses pilihan investasi yang mudah dan bisa dimulai dengan modal yang kecil. Di KoinWorks, para investor bisa mulai berinvestasi dengan uang Rp100 ribu. Namun, Ben menyarakan agar investor memulai investasi di angka Rp 2 juta rupiah agar setidaknya bisa membeli 20 produk investasi yang berbeda.
Sementara itu, pengembalian dana yang bisa diterima setiap tahunnya mulai dari 18%, lebih besar daripada lembaga konvensional pada umumnya. Berdasarkan data tahun 2017, pendana di KoinWorks berhasil meraih rata-rata keuntungan (Effective Rate) sebesar 21.32% per tahun. Sampai saat ini, jumlah pendana di Koinworks tercatat mencapai 86.000 pendana.
Pendana bisa memilih sendiri peminjam yang ingin mereka danai berdasarkan faktor risiko, credit scoring dan suku bunga yang nantinya mereka dapatkan. Melakukan diversifikasi pada portofolio investasi menjadi hal penting yang sebaiknya dilakukan oleh semua investor di semua jenis investasi apapun, termasuk pada P2P Lending. Hal ini salah satu cara dalam meminimalisasi risiko investasi.
Di sisi lain, investor juga sebaiknya mengetahui persis bagaimana kredibilitas layanan P2P Lending itu sendiri. Langkah sederhana seperti mengecek apakah layanan tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan menjadi penting dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.